PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia


Semester 3


Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah M.Pd






Disusun Oleh :
APRILLIA CAESAR A.L (17188201050)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
STKIP PGRI PASURUAN
2018 – 2019


       A.    LATAR BELAKANG PBK
Istilah komunikatif dalam Pengajaran Bahasa (PB) muncul pertama kali dalam makalah Willkins (1972) dengan judul Grammatical Situational and Notional Syllabus dalam konferensi Linguistik Terapan di Copenhagen. Sejak saat itu juga Pengajaran Bahasa secara komunikatif tersebar di seluruh penjuru dunia bahkan mampu menggoyahkan konsep pengajaran bahasa yang dikembangkan kaum Struktural. Disini PBK mampu mengubah citra PB yang selalu berorientasi pada kaidah ketatabahasaan yang dikembangkan kaum Struktural yang dainggap telah gagal dalam mengajarkan bahasa sesuai dengan fungsinya, PBK juga mampu memberikan paradigmashito yang sangat mendasar serta secara radikal memberi warna baru terhadap proses belajar bahasa. PBK juga mampu menjawab dua pertanyaan pokok dalam pengajaran bahasa yaitu apa yang dipelajari, dan bagaimana bahasa harus dipelajari (Das, 1985).
      B.     KOMPETENSI KOMUNIKATIF
Chomsky (1965) berpendapat bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan pembicara atau pendengar terhadap bahasanya. Artinya, kompetensi adalah apa yang diketahui oleh si pemakai bahasa. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai penguasaan sistem dan aturan bahasa yang benar-benar dihayati, yang memungkinkan kita mengenali struktur lahir dan struktur batin untuk dapat membedakan kalimat benar dan kalimat salah dan untuk bisa mengerti kalimat yang belum pernah diidengar sebelumnya.
Menurut Hymes pembicaraan tidak akan ada artinya apabila tidak memperhatikan kaidah penggunaan bahasa (menyangkut tentang pengetahuan pembicara). Menurut Terral yang sejalan dengan pendapat Hymes (1977) bahwa setiap pembelajar dapat memahami inti-inti pokok yang dikatakan oleh penutur asli kepadanya dalam situasi komunikasi nyata dan dapat memberikan respon terhadap apa yang dibicirakan. Dengan demikian, kompetensi menyangkut pengetahuan dan pemahaman pemakai bahasa terhadap kaidah bahasa dan konteks situasi pemakainya.
      C.    PENDEKATAN KOMUNIKATIF
Terdapat 2 asumsi teoritis, yang pertama yaitu asumsi yang menekankan komunikasi sebagai tujuan belajar bahasa. Asumsi kedua yaitu menekankan komunikasi sebagai produk belajar bahasa, asumsi ini berarti menekankan belajar bahasa dalam situasi tertentu sambil berkomunikasi. Jika komunikasi merupakan tujuan belajar bahasa, maka pertalian makna dalam kalimat berupa proposisi (rancangan usulan) yang tertuang dalam bentuk kalimat. Namun jika kalimat yang diciptakan oleh pembelajar memakai kaidah ketatabahasaan, proposisi itu disebut proposisi makna. Dimana nantinya kalimat-kalimat yang dihasilkan dan digunakan oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain memiliki jenis arti lain illocutionary meaning (makna ilokusi). Proposisi makna harus mengandung makna ilokusi sebab jika berbeda akan menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa.
      D.    METODE KOMUNIKATIF
Menurut Richards dan Rodgers (1982) metode adalah butir-butir yang mengandung tiga level yaitu pendekatan, desain, dan prosedur. Jika kita menggunakan acuan teori Richards dan Rodgers, metode komunikatif yang dipakai harus mengandung elemen pendekatan komunikatif, desain komunikatif serta prosedur pengajaran komunikasi. Jadi pendekatan Richards ini berupa asumsi mengenai teori hakikat bahasa dan teori hakikat belajar bahasa. Desain yang dimaksudkan disini mengandung unsur-unsur sebagai berikut : suatu pengertian isi bahasa, spesifikasi seleksi dan organisasi, spesifikasi peranan pembelajar, spesifikasi peranan guru dan spesifikasi peranan materi.
      E.     SILABUS KOMUNIKATIF
Harus mengandung komponen-komponen seperti, terdapat perumusan tujuan secara jelas, terdapat setting yang jelas baik berupa aspek fisik maupun setting sosial, terdapat peranan pembelajar, tergambar peristiwa komunikatif yang menunjukkan peranan pembelajar, tergambar fungsi bahasa yang diperlukan pembelajar dengan bahasa itu, terdapat nosi atau apakah yang diperlukan pembelajar untuk dapat mengatakan sesuatu, keterampilam merajut wacana bersama, terdapat variasi bahasa sasaran yang diperlukan pembelajar, isi ketatabahasaan yang diperlukan, dan isi kosakata yang diperlukan
      F.     KEBARUAN PBK
Adanya teori belajar bahasa yang dipakai dalam PBK, linguistik terapan, metode-metode yang bersifat inovatif dan sebagainnya sebagai dasar pijakan pendekatannya. PBK bukan saja mempermasalahkan pendekatan, tetapi juga teknik sajian materi, rancangan bangun silabus semakin menampakkan ciri kekomprehensifanya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DRAMA INDONESIA KONTEMPORER

STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI

APRESIASI NASKAH DRAMA “BUNGA RUMAH MAKAN” KARYA UTUY T. SONTANI