ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJAR BAHASA


ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia


Semester 3


Dosen Pembimbing :

M. Bayu Firmansyah M.Pd




Disusun Oleh :
APRILLIA CAESAR A.L (17188201050)









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

STKIP PGRI PASURUAN
2018 – 2019



     A.    Pengertian Kesalahan Berbahasa : Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan kaidah dalam pemakaian bahasa. Dapat terjadi pada anak kecil maupun orang dewasa. Jika kesalahan dilakukan oleh anak kecil yang masih dala proses menguasai B1 biasanya disebut errors (silap). Jika kesalahan dilakukan oleh orang dewasa disebut mistake (kesalahan). Secara teoritis seorang anak mampu menguasai bahasa berapapun bahasa baru asal memperoleh lingkungan baru bahasa baru tersebut tanpa mengalami kesulitan. Oleh karena itu motivasi belajar bahasa baru sangat tinggi terjadi karena motivasi tersebut merupakan motivasi integratif. Artinya, motivasi untuk menguasai B2 adalah motivasi untuk menjadi bagian dari lingkungan masyarakat terdekatnya. Disamping anak memiliki motivasi integratif, sistem penguasaan bahasa anak sudah diatur secara kodrati oleh alat pemrolehan bahasa.
     B.     Bahasa Antara Bukan Kesalahan Berbahasa : Bahasa antara adalah bahasa yang dihasilkan oleh seseorang yang sedang dalam proses menguasai bahasa kedua. Cirinya, adanya penyimpangan struktur lahir dalam bentuk kesilapan (errors) berbahasa. Kesalahan berbahasa memiliki beberapa istilah yakni : salah (mistake), selip (lapses), dan silap (errors). Salah (mistake) adalah penyimpangan struktur lahir yang terjadi karena penutur tidak mampu menentukan pilihan penggunaan ungkapan yang tepat sesuai dengan situasi yang ada. Penyimpangan biasanya dilakukan oleh orang dewasa. Misalnya : “Kepada Bapak Camat dipersilahkan menyampaikan sambutan-sambutannya”. Struktur yang betul seharusnya “Bapak Camat dipersilahkan menyampaikan sambutannya”.
   Selip (lapses) merupakan penyimpangan bentuk lahir karena beralihnya pusat perhatian topik pembicaraan secara sesaat. Kelelahan bisa menimbulkan selip bahasa. Misalnya : dia jatuh dari sepeda motornya karena banyak kelikir di jalan. Gejala itu dapat terjadi kepada siapa saja pada saat pikiran tidak sedang konsentrasi.
     Silap (errors) merupakan penyimpangan bentuk lahir dari struktur baku yang terjadi karena pemakai belum menguasai sepenuhnya kaidah bahasa. Faktor kebahasaan dan kesalahan pemakaian bahasa menyebabkan timbulnya kesilapan.
    C. Sebab Terjadinya Kesalahan Dalam Proses Belajar Bahasa : Proses sentral adalah proses belajar bahasa kedua atau bahasa asing yang terjadi pada sistem kognisi pembelajar. Sistem kognisi berkembang sesuai dengan tahap perkembangan pikiran. Oleh karena itu, ketika pikiran memproses informasi yang diterima dan meresponsnya disesuaikan dengan tahap perkembangan pikiran. Hal inilah yang menjadi sebab timbulnya kesalahan berbahasa pada seorang pembelajar.
     D.  Langkah Analisis Kesalahan Berbahasa : Analisis kesalahan berbahasa dapat dipakai untuk menganalisis bahasa pembelajar dengan tujuan untuk mendiagnosis kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses menguasai B2. Corder (1971) mengemukakan tiga tahap dalam menganalisis kesalahan berbahasa, yaitu : Tahap pertama, mengenal kalimat-kalimat idiosinkretik (melihat kalimat yang baik dan yang tidak baik susunannya). Kedua, mendeskripsikan bahasa antara berdasarkan pasangan-pasangan minimal yang baik dan jelek strukturnya. Metode yang dipakai lebih mengarah metode perbandingan dwibahasa. Ketiga, penjelasan. Dari kedua tahap tadi tadi diberi penjelasan mengapa hal itu bisa terjadi.
      E. Implikasi AKS dalam PBI : Penelitian kemampuan berdwibahasa terhadap anak-anak SD di DIY oleh Dr. Soepomo menunjukkan bahwa kemampuan berBI-nya masih lemah. Hal ini dibuktikan dengan adanya kesalahan pembelajar dalam ber-BI. Sebab-sebab terjadinya kesalahan adalah (1) pengertian yang kacau, (2) interferensi, (3) karena logika yang belum masak, (4) karena analogi, (5) sikap sembrono (Soepomo, 1997).




Komentar

Postingan populer dari blog ini

DRAMA INDONESIA KONTEMPORER

STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI

APRESIASI NASKAH DRAMA “BUNGA RUMAH MAKAN” KARYA UTUY T. SONTANI