KESOPANAN DAN INTERAKSI

KESOPANAN dan INTERAKSI


RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pragmatik


Semester 4


Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah M.Pd




Disusun Oleh :
APRILLIA CAESAR A.L (17188201050)







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
STKIP PGRI PASURUAN
2019 – 2020


Kesopanan dalam KBBI adalah adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik dan juga tata krama. Interaksi dalam KBBI adalah saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi; antar hubungan.
            Didalam suatu kehidupan kebanyakan apa yang kita katakan, dan sejumlah besar yang kita komunikasikan, ditentukan oleh hubungan sosisal kita. Interaksi linguistik pada dasarnya memerlukan interaksi sosial. Dalam berinteraksi agar interaksi yang kita lakukan dapat bermakna, maka kita harus memperhatikan berbagai macam faktor yang berkaitan dengan kesenjangan dan kedekatan sosial. Faktor-faktor ini khusunya melibatkan status relatif partisipan, berdasarkan pada nilai-nilai sosial yang mengikatnya. Misalnya, usia dan kekuasaan. Dari status seseorang tadi, kita akan dapat membedakan bagaimana berkomunikasi dengan sopan dan baik kepada orang yang lebih tua, kepada orang yang lebih tinggi jabatannya daripada kita dsb. Sering kali seseorang yang berstatus lebih rendah mereka akan menandai kesenjangan sosial mereka dengan penutur yang berstatus lebih tinggi. Atau dengan kata lain, ada perbedaan dalam sebuah status sosial masyarakat tersebut.
            Kesopanan bisa dikatakan sebagai suatu konsep yang tegas, seperti gagasan ‘tingkah laku sosial yang sopan’, atau etiket terdapat dalam budaya. Dalam hal ini prinsip-prinsip umum yang berbeda juga akan menimbulkan hal kesopanan dalam interaksi sosial dengan suatu budaya khusus. Prinsip-prinsip umum ini termasuk kedalam sifat bijaksana, pemurah, rendah hati, dan simpatik terhadap orang lain. Kesopanan dalam suatu interaksi dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan kesadaran tentang wajah orang lain. Kesopanan juga dapat disempurnakan dalam situasi kejauhan dan kedekatan sosial.
            Dalam sebuah tipe pendekatan akan ada jenis kesopanan yang berbeda yang diasosiasikan dengan jarak kesenjangan dan jarak kedekatan sosial kekerabatan. Dari bab ini ketika kita sudah berinteraksi dengan mitra tutur kita, kita akan menentukan “keinginan wajah” apa yang akan kita tampilkan kepada mitra tutur kita. Keinginan wajah sendiri terdapat 2 tindakan yakni tindak ancaman wajah, terjadi apabila seorang penutur menyatakan sesuatu yang mengandung suatu ancaman terhadap harapan-harapan individu lain dengan nama baiknya sendiri. Dan yang kedua ada tindak penyelamatan wajah, dalam hal ini seorang penutur akan mengatakan sesuatu untuk mengurangi ancaman tersebut. Dengan kata lain adanya sikap pencairan agar suatu pembahasan yang dibicarakan tidak terasa menegangkan. Kedua tindak ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
            Ada beberapa cara untuk menampilkan tindak penyelamatan wajah. Dengan adanya cara ini diharapkan agar seseorang bisa berusaha untuk menghormati keinginan wajah orang lain. Terdapat 2 cara tindak penyelamatan wajah. Yakni, wajah positif dan wajah negatif. Wajah negatif berarti menunjukan bahwa seseorang itu memperlihatkan kebutuhan untuk merdeka, memiliki kebebasan bertindak, dan tidak tertekan oleh orang lain. Sedangkan wajah positif seseorang merupakan kebutuhan untuk dapat diterima, jika mungkin disukai oleh orang lain, diperlakukan sebagai anggota dari kelompok yang sama dan mengetahui bahwa keinginannya dimiliki bersama dengan yang lainnya. Sederhananya, wajah negatif ialah kebutuhan untuk merdeka, sedangkan wajah positif ialah kebutuhan untuk dihubungi.
            Jadi tindak penyelamatan wajah yang diwujudkan pada wajah negatif seseorsng cenderung unutk menunjukan rasa hormat, menekankan pentingnya minat dan waktu orang lain, bahkan termasuk permintaan maaf atas pemaksaan atau penyelaan. Tindakan tersebut juga bisa disebut dengan kesopanan negatif. Berbeda dengan tindak penyelamatan wajah positif seseorang cenderung memperlihatkan rasa kesetia-kawanan, menandakan bahwa kedua penutur menginginkan sesuatu yang sama, dan mereka memiliki suatu tujuan bersama. Tindakan tersebut juga disebut dengan kesopanan positif.
            Jadi kesopanan dalam interaksi ini saling berpengaruh. Ketika seseorang hendak berbicara dengan orang yang lebih tua, kita akan memposisikan diri kita dengan rendah. Kita akan menggunakan bahasa-bahasa yang pantas untuk dilontarkan, kita akan lebih sering menundukan kepala (menunjukan sikap menghormati), berbeda pada saat kita berinteraksi dengan kawan akrab kita, tentu kita tidak memiliki batasan dalam hal berinteraksi, dalam hal kesopanan. Tetapi kembali lagi, tindak kesopanan pasti ada dalam setiap individu, tinggal bagaimana kita bisa memposisikan diri kita pada saat kita berinteraksi dengan orang lain.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

DRAMA INDONESIA KONTEMPORER

STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI

APRESIASI NASKAH DRAMA “BUNGA RUMAH MAKAN” KARYA UTUY T. SONTANI