KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR

KERJA SAMA dan IMPLIKATUR


RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pragmatik


Semester 4


Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah M.Pd






Disusun Oleh :
APRILLIA CAESAR A.L (17188201050)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
STKIP PGRI PASURUAN
2019 – 2020


Bentuk kerja sama yang dimaksudkan disini adalah ketika seseorang akan memulai sebuah percakapan dengan lawan bicara nya mereka akan melakukan kerja sama terlebih dahulu. Misal ada sebuah kalimat “mobil saya baru”. Dalam kalimat ini seorang pendengar akan berasumsi bahwa seorang penutur tadi mengatakan “mobil saya baru”, pada kenyataannya memang benar-benar ada mobil tersebut, dan dalam percakapan ini penutur tidak mencoba menyesatkan pendengar. Hal ini lah yang disebut bentuk kerja sama yang dilakukan oleh orang-orang ketika mereka sedang berbicara. Bentuk kerja sama disini tidak diasumsikan untuk berusaha membingungkan, mempermainkan atau menyembunyikan informasi yang relevan satu sama lain. Jenis kerja sama disini merupakan titik awal untuk menjelaskan apa yang dikatakan.
Sedangkan implikatur adalah makna tambahan yang disampaikan. Implikatur percakapan terjadi karena adanya kenyataan bahwa sebuah ujaran yang mempunyai implikasi berupa proposisi yang sebenarnya bukan bagian dari tuturan itu (Gunarwan 1994:52 dalam Rustono 1999:82)
Implikatur disini dibagi menjadi 4 :
a. Implikatur percakapan : implikatur disini dihasilkan karena tuntutan dari suatu konteks pembicaraan tertentu. Implikatur ini memiliki makna dan pengertian yang lebih bervariasi. Jadi implikatur percakapan disini hanya memiliki makna yang temporer yaitu makna itu berarti hanya ketika terjadi suatu percakapan dalam konteks yang dibicarakan.
b. Implikatur percakapan umum : adalah implikatur yang kehadirannya didalam percakapan tidak memerlukan konteks khusus.
c. Implikatur percakapan khusus : implikatur yang kemunculannya memerlukan konteks khusus
d. Implikatur konvensional : implikatur yang diperoleh langsung dari makna kata dan bukan dari prinsip percakapan. Contoh : Meskipun Sapto keturunan orang Jawa tapi ia lahir dan dibesarkaan di Medan, maka tak heran jika ia berwatak keras seperti orang batak pada umumnya.
Implikasi tuturan tersebut mengatakan bahwa Sapto disini adalah orang yang berwatak keras, yang merupakan konsekuensi dari orang Batak. Lain halnya jika Sapto bukan orang Batak tuturan itu tidak berimplikasi bahwa Sapto berwatak keras.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

DRAMA INDONESIA KONTEMPORER

STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI

APRESIASI NASKAH DRAMA “BUNGA RUMAH MAKAN” KARYA UTUY T. SONTANI