Jenis Asesmen dalam Pembelajaran




JENIS ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN


Resume
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah 
Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia


Semester 6



Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah M.Pd






Disusun Oleh :
Aprillia Caesar A.L (17188201050)




Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pedagogi dan Psikologi
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
2020-2021



Asasamen berbentuk tes
Asasasmen dalam evaluasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu berupa tes dan non tes. Tes adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes (perorangan atau kelompok) sehingga menghasilkan skor tentang prestasi atau tingkah laku peserta tes, yang dibandingkan dengan nilai standar tertentu yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan tes diperlukan seperangkat tugas, pertanyaan atau latihan. Oleh karena itu, tes dapat merujuk pada dua hal, yaitu tes sebagai cara atau teknik, dan tes sebagai alat dalam evaluasi.
Berdasarkan kriteria cara mengerjakan ada tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes bahasa yang menghendaki jawaban peserta tes dalam bentuk tertulis. Tes lisan adalah tes bahasa yang menghendaki jawaban peserta tes dalam bentuk lisan, yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan penguji. Tes perbuatan adalah tes bahasa yang menghendaki jawaban peserta tes dalam bentuk penampilan atau perbuatan atau kinerja (performance), yang termasuk kedalam tes perbuatan yakni : tes paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes petik kerja.
Berdasarkan cara menjawab tes ada tes objektif, dan tes non objektif. Tes bahasa objektif adalah tes bahasa yang cara menjawab pertanyaan-pertanyaan pada tes semata-mata dinyatakan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Tes objektif secara umum hanya mampu menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat dan memahami saja. Tes objektif juga mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika  peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Oleh karena itu, jenis tes objektif kurang dianjurkan dalam evaluasi pembelajaran bahasa karena menutup sepenuhnya pendapat dan kreativitas anak didik. Yang termasuk dalam tes bahasa objektif : benar salah, menjodohkan, dan pilihan ganda. Sedangkan tes bahasa non-objektif adalah tes bahasa yang cara menjawab pertanyaan-pertanyaan pada tes dngan menyebutkan atau menjelaskan berupa uraian tentang hal-hal yang sudah dipelajari. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini adalah cakupan materi yang dinyatakan terbatas. Yang termasuk tes non-objektif adalah isian/melengkapi, jawaban singkat, dan soal uraian.
Tes berdasarkan Taksonomi Bloom menyangkut tiga ranah atau domain yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif mencakup kegiatan otak. Dalam ranah kognitif terdapat 6 jenjang proses berpikir yaitu : pengetahuan/ingatan/hafalan, pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Jenis kategori ranah afektif meliputi : menerima, menanggapi, penilaian, mengorganisasikan, karakteristik/menjadikan pola hidup. Ranah psikomotorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas otak, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan. Jenis kategori psikomotor adalah imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, naturalisasi.

Asesmen bentuk non tes
Jenis asasemen non tes ada : asesmen unjuk kerja (performance) merupakan asesmen yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu yang berbentuk praktik. Dengan demikian seorang guru dapat mengurangi ketergantungannya pada tes tertulis, dan dapat melakukan penilian dengan melihat kinerja siswanya. Unjuk kerja dalam mata bidang bahasa umumnya berupa bermain peran, diskusi berpidato, bercerita, wawancara. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen daftar cek (check-list) atau skala penilaian (rating scale).
Ada juga asesmen portofolio, portofolio merupakan terjemahan dari kata portfolio yang berarti kumpulan berkas atau arsip yang disimpan dalam bentuk jilidan atau map. Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan hasil karya seseorang baik dalam bentuk tertulis, karya seni, maupun berbagai penampilan yang tersimpan dalam bentuk kaset video atau audio. Portofolio tidak sekedar kumpulan karya seseorang juga merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang menunjukkan atau memperlihatkan hasil pemikiran mereka, minat, hasil usaha, prestasi dan kreativitas siswa dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Portofolio dapat dibedakan atas portofolio proses, portofolio pameran, portofolio refleksi.
Asesmen proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Proyek dapat berupa tugas individu, dapat berupa tugas rumah, serta tugas kelompok.
Asesmen produk atau hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap penguasaan siswa akan suatu keterampilan dalam membuat suatu hasil kerja dan kualitas hasil kerja siswa. Asesemen produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk seperti makanan, pakaian, karya seni. Dalam bidang bahasa misalnya siswa diberi tugas membuat mading yang berisi beragam puisi dan cerpen.
Asesmen diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Asesmen diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Keuntungan penggunaan teknik ini dalam penilaian kelas adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, peserta didik mampu menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, dapat mendorong, membiasakan dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur.
Asesmen teman sejawat adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal. Asesmen teman sejawat memanfaatkan teman sebagai penilai. Asesmen sejawat dapat dilakukan secara berpasangan dan dapat pula dilakukan secara acak. Hasil asesmen teman sejawat dapat berupa skor rinci per aspek penilaian dan dapat pula berupa catatan, komentar, tanggapan rinci setiap aspek yang dinilai.
Asesmen sikap, dalam hal ini sikap memiliki pengertian sebaga suatu kecenderungan untuk bertidak secara suka atau tidak suak terhadap suatu objek. Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah sikap terhadap materi pembelajaran, sikap terhadap guru, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa teknik atau cara yaitu bisa dengan observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.





Wahyuni Sri dan Abd. Syukur. 2014. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Refika Aditama.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

DRAMA INDONESIA KONTEMPORER

STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI

APRESIASI NASKAH DRAMA “BUNGA RUMAH MAKAN” KARYA UTUY T. SONTANI