ASESMEN KETERAMPILAN BERBAHASA DAN BERSASTRA
Asesmen Keterampilan
Berbahasa dan Bersastra
Resume
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Semester 6
Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah M. Pd
Disusun Oleh :
Aprillia Caesar A.L (17188201050)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pedagogi dan Psikologi
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
2020-2021
A.
Asesmen Keterampilan
Berbahasa
1. Asesmen Keterampilan Mendengarkan. Bentuk
asesmen mendengarkan terdiri atas : 1) Identifikasi peristiwa atau kejadian,
disini siswa diminta menguraikan peristiwa yang terjadi atau sebab-sebab
terjadinya peristiwa itu. 2) Identifikasi tema cerita, guru memperdengarkan
sebuah cerita, kemudian siswa diminta untuk menemukan tema cerita. 3) Identifikasi
topik percakapan, melalui rekaman siswa diperdengarkan percakapan pendek,
kemudian siswa diminta untuk menuliskan topik percakapan itu. 4) Menjawab
pertanyaan wacana, siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai isi
wacana tersebut. 5) Merumuskan inti wacana, siswa diminta merumuskan secara
singkat inti masalah yang diungkapkan dalam wacana itu. 6) Menceritakan
kembali, siswa diminta untuk menceritakan kembali wacana dengan kata-katanya
sendiri, tetapi dengan isi yang sama.
2. Asesemen
Keterampilan Berbicara. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi,
menyampaikan pikiran secara efektif, maka si pembicara harus memahami makna
segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Bentuk asesmen berbicara antara lain
: 1) Berbicara singkat berdasarkan gambar, bentuk tes ini dapat dilakukan
dengan cara pemberian pertanyaan sesuai gambar atau bercerita langsung tanpa
bantuan pertanyaan. 2) Wawancara, bentuk ini dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan secara lisan pada peserta tes dan peserta tes menjawabnya dengan
lisan pula. Wawancara dapat menyangkut berbagai hal, tetapi hendaknya disesuaikan
dengan tingkat siswa. 3) Menceritakan kembali, bentuk asesmen ini dilakukan
setelah peserta tes dibacakan atau diperdengarkan sebuah teks, kemudian ia
menceritakan kembali isinya dengan bahasanya sendiri. 4) Pidato/berbicara
bebas, asesmen bentuk ini dilakukan dengan cara guru mempersilahkan peserta tes
untuk memilih salah satu topik, kemudia peserta tes dipersilahkan untuk
berbicara dengan bebas atas dasar pokok pikiran tersebut. 5) Percakapan
terpimpin, asesmen ini dilakukan dengan cara guru menceritakan suatu situasi
percakapan dengan topik tertentu, kemudia dua siswa diminta melakukan
percakapan itu. 6) Diskusi, guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok,
masing-masing kelompok diberi topik diskusi. Kemudian guru mengevaluasi
masing-masing kelompok tersebut terutama dalam hal kemampuan berbicara siswa.
3. Asesmen
Keterampilan Membaca. Tingkatan kognitif dalam asesmen kemampuan membaca dapat
dibuat secara berjenjang, menurut tingkatan Bloom ada 6 domain kognitif yaitu :
ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dari taksonomi
ini dapat disusun taksonomi membaca literal, membaca interpretatif, membaca
kreatif/kritis.
4. Asesmen
Keterampilan Menulis. Asesmen ini dapat dibuat dalam beberapa bentuk yaitu : 1)
Tes unsur-unsur kemampuan menulis. Tes ini dapat berupa, tes ejaan dan bacaan,
tes tata bahasa, tes menyusun kalimat, tes teori paragraf, tes jenis karangan,
dan tes sistematikaa karangan. 2) Menulis reproduksi, adalah bentuk asesmen
menulis yang dihasilkan dari suatu rangsangan tertentu. Seperti, tes menulis
berdasarkan rangsangan visual, menulis berdasarkan rangsangan suara, menulis
dengan rangsangan buku. 3) Menulis produksi, adalah asesmen yang dihasilkan
tanpa adanya suatu rangsangan, tetapi disusun berdasarkan tujuan, bagian,
bentuk, atau jenis karangan tertentu
B. Asesmen Aspek Kesastraan, menurut
Endraswara (2005) penilaian unjuk kerja kesastraan siswa dilakukan lewat empat
kemampuan bahasa yakni :
1.
Asesmen Keterampilan
Mendengarkan. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
Bahan yang diperdengarkan berkaitan dengan wacana kesastraan. Kemampuan
mendengarkan itu dapat berwujud latihan-latihan mengerjakan tugas tertentu
seperti tanya jawab singkat mengenai wacama sastra yang didengarkan dan
mengungkapkan kembai pemahaman siswa secara lisan dan tertulis.
2. Asesmen
Keterampilan Berbicara. Tugas asesmen ini dapat dilakukan dengan cara
mengungkapkan atau menceritakan kembali secara lisan isi teks sastra yang
diperdengarkan atau dibaca dan kemudian diikuti tugas berdiskusi.
3. Asesmen
Keterampilan Membaca. Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami gagasan pihak
lain yang disampaikan lewat tulisan. Asesmen ini dilakukan dengan cara: 1)
ujian tulis pemahaman bacaan sastra dengan bentuk soal objektif dan esai. 2)
ujian pemahaman bacaan secara lisan dan tertulis yaitu siswa diminta untuk
mengungkapkan kembali isi wacana.
4.
Asesmen Keterampilan
Menulis. Kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak
lain secara tertulis. Ada 2 macam tugas menulis yang dapat diberikan yaitu 1)
Menulis sebagai hasil tanggapan terhadap teks-teks kesasatraan, misalnya
membuat parafrase puisi, membuat sinopsis novel dan cerpen, menuliskan kembali
cerita drama atau sinetron yang didengar atau dilihatnya. 2) menulis kreatif,
misalnya tugas menulis puisi, cerita pendek, atau drama sederhana. Tugas-tugas
menulis kesastraan tidak dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi sastrawan,
tetapi lebih merupakan latihan-latihan untuk berekspresi secara kreatif
sekaligus menunjang kemampuan menulis.
Komentar
Posting Komentar