WACANA DAN BUDAYA

WACANA DAN BUDAYA


RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah 
Pragmatik


Semester 4


Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah M.Pd





Disusun Oleh :
APRILLIA CAESAR A.L (17188201050)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
STKIP PGRI PASURUAN
2019-2020



Wacana dalam KBBI adalah komunikasi verbal atau percakapan, atau bahkan bisa diartikan dengan pertukaran ide secara verbal. Sedangkan Budaya dalam KBBI adalah adat istiadat atau juga bisa diartikan sebagai pikiran/akal budi.
Studi tentang wacana dalam perspektif pragmatik lebih dikhususkan dan cenderung berfokus pada aspek-aspek tentang apa yang tidak dikatakan atau tidak dituliskan (belum disampaikan) dalam wacana yang sedang dianalisis. Untuk melakukan hal tersebut kita harus memahami atau menyelami persoalan-persoalan interaksi sosial utama dan analisis percakapan. Dalam hal ini pengetahuan latar, kepercayaan, dan harapan memberikan perhatian lebih terhadap bentuk dan struktur yang disajikan dalam teks. Dalam pragmatiK wacana juga kita tidak bisa menghindar untuk menggali apa yang ada dalam pikiran penutur bahkan penulis.
Didalam wacana dan budaya terdapat koherensi. Dimana koherensi merupakan apa yang dikatakan atau dituliskan mengandung arti sesuai dengan pengalaman normal mereka. Pengalaman ini diartikan sebagai keterkaitan anatara keakraban dengan harapan. Misalnya saja pada kalimat rumah di jual kalimat tersebut mempunyai maksud bahwa seseorang menjual rumah. Hal inilah yang dikatakan sebagai koherensi (yang dikatakan dengan yang dituliskan itu sesuai).
Pengetahuan latar belakang, struktur ini berfungsi seperti pola-pola akrab dari pengalaman-pengalaman yang kita gunakan untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman baru, yang disebut sebagai skema/skemata. Skema lebih diartikan sebagai struktur pengetahuan sebelumnya yang ada dalam ingatan. Didalam skema ini nantinya terdapat bingkai. Tipe skemata yang sifatnya lebih dinamis sering dideskripsikan sebagai catatan. Catatan disini misalnya seseorang yang akan belanja ke swalayan, sebelumnya dia pasti akan mencatat semua yang akan dia lakukan diswalayan. Seperti mengambil keranjang sebelum masuk, kemudian memilih barang yang diperlukan setelah itu ke meja kasir. Inilah yang disebut dengan catatan.
Skemata budaya bisa dikembangkan dalam konteks pengalaman dasar. Dan yang terakhir yakni pragmatik lintas budaya. Dikenal sebagai studi perbedaan-perbedaan harapan berdasarkan skemata budaya yang merupakan bagian dari ruang lingkup yang luas. Dalam hal ini terdapat beberapa studi pragmatik, seperti pragmatik kontrastif (studi tentang budaya cara bertutur yang berbeda), pragmatik antar bahasa (penelitian yang difokuskan pada tingkah laku komunikatif dari orang yang bukan penutur asli dengan pemakai bahasa kedua), dan logat pragmatik (aspek-aspek yang menunjukan sesuatu yang kita asumsikan dapat dipahami tanpa dikatakan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DRAMA INDONESIA KONTEMPORER

STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI

APRESIASI NASKAH DRAMA “BUNGA RUMAH MAKAN” KARYA UTUY T. SONTANI